Tanggamus – Kepala Pekon Kandang Besi Kecamatan Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus diduga belum merealisasikan pengadaan mobil ambulan dengan alasan tidak ada anggaran untuk membayar supir dan pemeliharaan kendaraan.

Kepala Pekon Kandang Besi, Kota Agung Barat, Muhktar menjelaskan jika kendaraan tersebut sudah dibayar dengan cara kredit dari 2021 dan telah lunas pada 2022 ini. “Itu tidak dari dana desa semua. Hanya 80 juta rupiah yang dari ADD, karna kami dapat bantuan juga dari dinas sebesar 40 juta rupiah,” ungkapnya, Jum’at (13/5/2022).

Mukhtar menjelaskan. Meski kendaraan ambulan tersebut sudah lunas, pihaknya belum mengambil kendaraan tersebut karena belum ada anggaran untuk operasionalnya.

“Untuk pembayarannya sendiri baru bisa saya lunaskan tahun 2022 ini, dan untuk unitnya sendiri makanya belum diambil dikarnakan saya tidak punya uang untuk menggaji driver/supirnya sebesar tujuh ratus ribu rupiah perbulannya,” kata dia.

Selain terkendala biaya operasional, Kakon Mukhtar juga menjelaskan jika tidak adanya anggaran pemeliharaan ambulan tersebut. “Dari mana uang saya untuk beli minyak, kemudian untuk beli oli? Inilah menjadi dilema bagi saya karna uangnya sudah habis untuk kegiatan Karang Taruna dan Pencak Silat,” lanjutnya.

Jika terdapat kekeliruan, Kakon Mukhtar meminta kepada awak media untuk tidak menyambangi kantornya. Maunya jika terdapat kekeliruan, awak media melakukan konfirmasi langsung ke kediamannya.

“Kalau memang ada kekeliruan saya, datangnya jangan beramai-ramai seperti ini. Nanti apa tanggapan masyarakat? Seolah-olah saya korupsi dan makan uang yang enggak-enggak. Harusnya datanglah kerumah kita bicarakan baik-baik. Jikalau memang ada kesalahan tegurlah saya, dan berilah saya ide. Jangan gini caranya, karna semua yang saya kerjakan tidak ada fiktif,” paparnya.

Menurut Kakon Mukhtar, jikalau dalam pelaksanaan kegiatan terdapat mark up, hal itu merupakan sebuah kewajaran. “Kalaupun ada mark up itu sudah wajar, karna saya juga mau rokok. Kalau tidak begitu, saya beli rokok dari mana? Misalkan saya beli semen harganya Rp56 ribu, masa saya tulis segitu? Kan enggak mungkin,” sebut Kakon.

Akan tetapi, dirinya meminta kepada media untuk tidak menulis sesuatu yang tidak dilakukannya. Jika ada wartawan yang melakukan demikian, Kakon Mukhtar tidak segan untuk melaporkan hal tersebut kepada pihak berwajib.

“Apabila nanti saya diberitakan oleh media karna saya tidak merasa bersalah, akan saya tuntut balik. Walaupun harta ku cuma satu akan ku jual yang penting hati saya puas. Kalau saya jadi Kepala Pekon semata mata cari makan, tidak jadi kepala pekon pun tidak bakalan saya kurang makan,” tutupnya. (Arpan/Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *