
Bandar Lampung – Dewan Pembina Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Lampung, Ardiansyah atau yang akrab disapa Bang Aca, angkat bicara terkait dinamika yang terjadi dalam tubuh organisasi pasca-pergantian kepengurusan akhir 2024 lalu.
Sebagai anggota Dewan Kehormatan KONI Lampung, Bang Aca merasa terpanggil untuk memberikan pandangannya mengenai situasi terkini.
“Saat itu saya melihat bahwa persoalan ini perlu diperhatikan secara serius,” ujarnya saat ditemui di PKOR Way Halim, Minggu (4/5/2025).
Ia menegaskan bahwa posisi Dewan Kehormatan bukan sekadar formalitas. Oleh karena itu, setiap dinamika yang terjadi dalam organisasi harus dikoreksi sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang berlaku.
Meski begitu, Bang Aca enggan terlalu menyoroti persoalan internal yang telah berlalu. Ia lebih memilih untuk fokus pada langkah-langkah ke depan demi kemajuan KONI Lampung.
“Saya lebih suka memandang ke depan. Yang terpenting, ending dari semua ini harus lebih baik,” imbuhnya.
Pemilik Radar Grup Sumbagsel ini menekankan bahwa KONI Lampung ke depan akan menghadapi sejumlah tantangan besar, seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Babak Kualifikasi PON, hingga PON itu sendiri. Oleh karena itu, ia menilai penting adanya persatuan dan kesepakatan antar-cabang olahraga untuk mengusung sosok ketua yang memiliki kapasitas memadai.
Terkait munculnya nama H. Faishol Djausal sebagai kandidat Ketua KONI Lampung, Bang Aca menilai hal tersebut sebagai usulan positif.
“Semua orang pasti tidak akan meragukan kredibilitas beliau,” tegasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa KONI adalah organisasi kolektif. Jika ketua terpilih salah dalam menyusun kabinet, maka persoalan baru bisa muncul, khususnya dalam hal keuangan dan administrasi.
“Persoalan utama di KONI biasanya berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Maka, tim yang dibentuk harus memahami aturan penggunaan dana negara, mulai dari pengajuan hingga pelaporan,” jelasnya.
Ia menegaskan pentingnya integritas dan profesionalitas dalam memilih personel di jajaran pengurus.
“Intinya, semua harus berani jujur. Jangan ada yang coba-coba mengutak-atik anggaran. Saya percaya Bang Faishol orang yang kapabel. Bahkan, kalau pun harus keluar uang pribadi untuk organisasi, beliau mungkin rela nombok,” katanya.
Bang Aca juga menilai bahwa jika Faishol memimpin, masalah pendanaan akan lebih ringan karena dukungan finansial pribadi dan jejaring kolega pengusaha yang loyal.
“APBD Lampung tidak akan cukup untuk mendanai KONI, apalagi dalam kondisi efisiensi anggaran seperti sekarang. Dalam situasi seperti ini, menurut saya, Bang Faishol adalah pilihan yang tepat,” tuturnya.
Ia berharap proses transisi berjalan mulus dalam satu hingga dua bulan ke depan tanpa konflik maupun klaim-klaim yang tidak berdasar.
“KONI Lampung milik seluruh masyarakat olahraga. Organisasi ini harus dijalankan sesuai aturan, bukan berdasarkan keinginan segelintir pihak,” tutupnya. (*)