Bandar Lampung – Pemerintah mewacanakan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika hal itu nanti terjadi, diperkirakan akan mempengaruhi harga kebutuhan lain.

Sehingganya, wacana kenaikan BBM tersebut mendapatkan banyak penolakan termasuk dari kalangan pengendara dan pedagang di Bandar Lampung.

Supir Travel Tanjung Karang-Krui yang enggan disebutkan namanya, misalnya. Ia meminta pemerintah untuk mencari solusi lain menyikapi masalah APBN selain menaikan harga BBM.

“Adik saya ada di Malaysia, harga pertalite masih 6.700 rupiah gak beda jauh sama kita sekarang. Kalau kita mau naik Rp13-15 ribu perliter, travel mau jual jasa berapa lagi,” kata saat diwawancari.

Salah satu petugas SPBU di Jalan Z.A. Pagar Alam Labuan Ratu yang namanya juga enggan disebutkan namanya mengatakan jika wacana kenaikan BBM telah ramai dikalangan masyarakat. Namun, kata dia, untuk saat ini harga BBM masih normal.

“Bener akan ada kenaikan dari SPBU, untuk sekarang masih normal (Rp7650). Kemungkinan mulai naik awal bulan ini (September) Rp10ribu/liter untuk Pertalite, Pertamax Rp16.000/liter dan Solar Rp7.200/liter,” jelasnya.

Nando selaku pemilik rumah makan masakan khas Jawa di Pasar Tugu Jalan Hayam Muruk Sawah Lama, berharap kenaikan BBM ini tidak terjadi dan pemerintahan bisa lebih mengerti.

“Kalau pemerintah menaikan BBM, otomatis harga kebutuhan pokok dipasaran juga akan naik seperti yang sudah-sudah. Minyak goreng dan cabe naik aja kita mah kerasa banget sekarang,” tutupnya.

Diketahui, pemerintah berencana menaikan harga BBM. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kuota BBM subsidi premium, pertalite dan solar akan habis pada akhir September dan Oktober 2022.

“Pertamax juga disubsidi dan itu dinikmati oleh orang kaya di Indonesia,” jelasnya. (Wikal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *