Bandar Lampung (Inforial) – Inisiatif publik membangun perdamaian menjadi salah satu isu yang akan dibahas dalam Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024. Kamis, 1 Februari 2024.

Forum ini berlangsung di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mulai hari ini sampai 4 Februari 2024 mendatang.

Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam Ahmad Zainul Hamdi mengatakan, AICIS ke-23 ini mengusung tema ‘Redefining The Roles of Religion in Addressing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Rights Issues‘.

Ada tujuh sub tema yang akan dibahas, salah satunya Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Pasca Kolonial.

Menurut Ahmad Inung, panggilan akrabnya, subtema Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Pasca Kolonial berfokus pada bagaimana yurisprudensi politik Islam merespons isu-isu perang dan perdamaian pasca-kolonialisme.

“Hal ini masih menjadi isu penting kemanusiaan karena fakta perang dan konflik juga masih terus terjadi,” katanya, Kamis, 01 Februari 2024.

Interpretasi fiqh siyasah tentang perang dan perdamaian memang berbeda-beda di antara para sarjana.

“Perbedaan itu dipengaruhi oleh latar belakang, konteks historis, sosial-politik dan kebudayaan para akademisi di berbagai negara. Karenanya, penting untuk mendiskusikan di ranah akademik,” sebut Ahmad Inung.

Sejumlah isu yang akan dibahas antara lain prinsip-prinsip fiqh siyasah merespons problem kedaulatan dan independensi negara bangsa (sovereignty and independence).

Pertahanan diri kolektif sebuah negara (collective self defense), resistensi terhadap kolonialisme baru (resistance to new colonialism), resolusi konflik dan membangun perdamaian (conflict resolution and peacebuilding), hubungan internasional antar negara (international relation) yang menekankan prinsip keadilan.

Hingga bahasan saling memahami dan menjaga perdamaian antar negara, partisipasi negara-negara muslim dalam organisasi dan perjanjian internasional (international organization), serta isu bagaimana sebuah bangsa seharusnya dikelola (state governance).

Ketua Steering Committee (SC) AICIS 2024 Prof Mukhsin Jamil mengatakan, sejumlah hasil riset akan dipaparkan dan dibahas dalam sesi panel untuk subtema ‘Fiqih Siyasah tentang Perang dan Damai: Pasca Kolonial.’

Salah satunya yang ditulis Asfa Widiyanto dalam Religious Minority and Peaceful Coexistence. Asfa Widiyanto dalam tulisannya memperlihatkan begitu problematiknya status minoritas yang mereka pikul sambil berjuang untuk hidup berdampingan secara damai di tengah-tengah lanskap sosial yang beragam.

Demikian pula, inisiatif modal sosial dan rekonsiliasi konflik yang dicontohkan komunitas Syiah Sunni Sampang Madura, yang ditulis Maskuri dalam Social Capital and Conflict Reconciliation for Peace. (Naz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *