Bandar Lampung (Inforial.co) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program penanganan stunting di 15 kabupaten/kota guna mempercepat pencapaian target prevalensi stunting yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

“Stunting pada anak dapat diatasi melalui dua pendekatan, yakni intervensi spesifik dan sensitif. Karena itu, kami akan mengevaluasi progres pelaksanaan program di seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Lampung,” ujar Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Lampung, M. Firsada, di Bandar Lampung, Rabu (4/9).

Ia menjelaskan, evaluasi dilakukan untuk memetakan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi serta mengidentifikasi program yang paling efektif diterapkan di masing-masing daerah.

“Setiap wilayah memiliki karakteristik berbeda. Karena itu, intervensi harus disesuaikan. Kami akan melihat kelompok mana yang paling berisiko—seperti balita, bayi, dan ibu hamil—dan menyusun langkah yang tepat. Misalnya, jika jumlah balita stunting paling tinggi, maka program seperti orang tua asuh stunting akan ditingkatkan,” jelasnya.

Firsada menambahkan bahwa evaluasi dilakukan secara berkala, dan diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk mengatasi berbagai faktor penyebab stunting secara lebih menyeluruh.

“Pemerintah pusat menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada 2025 dan nol persen pada 2030. Kami akan mendukung target tersebut dengan berbagai program, termasuk pemberian gizi tambahan bagi ibu hamil,” tambahnya.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia tahun 2024, prevalensi stunting di Provinsi Lampung tercatat sebesar 15,9 persen.

“Dengan angka tersebut, Lampung berada di peringkat kelima secara nasional. Ini menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi kami untuk terus menurunkan angka stunting di daerah,” pungkasnya.

(Boy).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *