Inforial.co – Warga Bandar Lampung yang memiliki usaha di sekitar Jalan Sultan Agung menolak rencana Wali Kota Bandar Lampung Herman HN untuk membangun Fly Over di kawasan tempat mereka mencari nafkah.

Rencana Pemkot Bandar Lampung ini dinilai bukanlah solusi yang tepat untuk mengurai kemacetan. Pasalnya pembangunan proyek bernilai puluhan miliaran rupiah tersebut akan berdampak buruk terhadap pedagang di sekitar lokasi.

Ibu Desi (45) seorang pedagang buah mengatakan, pembangunan Fly Over dipastikan mematikan usahanya. Menurut Desi, berjualan buah merupakan satu-satunya usaha yang ia jalankan, jika usahanya tersebut mati, maka tak ada lagi sumber penghasilan bagi keluarganya.

“Kami mohon pak Wali membatalkan rencana ini, apa lagi di saat pandemi Corona mas. Ini aja sudah menurun penghasilan, apa lagi kalo dibangun Fly Over nanti. Gak kebayang mas,” keluh Desi.

Selain itu, sambung Desi, proses pembangunan Fly Over dipastikan menimbulkan debu. Tentu ini juga akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan warga sekitar.

“Pasti debu banyak banget mas. Virus Corona aja belum ilang, ini dah mau nambah lagi sakit pernafasan karna debu. Pokonya kami mohon banget sama pak Herman HN, jangan dulu dibangun Fly Over di sini,” tuntas Desi mengiba.

Senada diutarakan Pak Mervin Sitompul yang berprofesi sebagai penambal ban. Menurutnya pembangunan Fly Over dipastikan mematikan usahanya. “Sama dengan warga yang lain mas, kami menolak pembangunan Fly Over,” tegasnya.

Mervin Sitompup melanjutkan, selama ini belum ada sosialisasi mendalam dari Pemkot Bandar Lampung terkait pembangunan Fly Over tersebut. Warga hanya diberikan selebaran pada Februari lalu, yang isinya rencana pembangunan Fly Over.

“Hingga saat ini sedikitpun belum ada perhatian dari Pemerintah Kota Bandar Lampung mengenai nasib kami ke depan. Bagaimana usaha kami, bagaimana kami memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sekarang saja kami sudah kesulitan karena Corona, ditambah lagi ini mau dibangun Fly Over, matilah kami,” tutupnya.

Sebelumnya Ketua Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung Yuhadi telah tegas menolak pembangunan Fly Over. Dirinya berpendapat bahwa pembangunan Fly Over itu tidak mendesak. Lebih baik anggarannya dialihkan untuk membayar insentif RT dan THR ASN.

Diketahui pada 2020 ini Pemkot Bandar Lampung kembali membangun Fly Over senilai Rp 35 miliar. Lokasinya tepat di ruas jalan Sultan Agung, di samping Mall Bumi Kedaton (MBK) melintasi rel kereta api. (lan/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *