Inforial.co – Satu rombongan Jama’ah Tabligh berjumlah 13 orang asal Lampung yang melakukan kerja dakwah di Bengkulu telah dipulangkan kembali ke Lampung pada Rabu (1/4/2020). Kini rombongan jama’ah tersebut tengah mengisolasi diri sembari i’tikaf di mushola belakang Rumah Sakit Bandar Husana Negara (RSBHN) Kota Baru, Lampung Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana menegaskan jika Jama’ah Tabligh asal Lampung yang dipulangkan dari Bengkulu seluruhnya telah dilakukan rapid tes. Dan hasilnya 13 jama’ah dipastikan negatif, alias terbebas dari Corona (Covid-19).

“Yang diketahui meninggal di Bengkulu berangkat bersama 13 orang lainnya. Nah, 13 orang ini langsung ke RSBHN, di mana rumah sakit ini dipersiapkan untuk Covid-19. Saat ini kondisi mereka merasa sehat, namun mereka ada hubungan dekat dengan yang positif dan meninggal, mereka harus rapid tes. Alhamdulillah hasilnya negatif,” kata Reihana, seperti yang dikutip radarlampung.co.id, Rabu (1/4/2020).

Reihana menjelaskan, isolasi di mushola belakang RSBHN dilakukan atas permintaan para jama’ah. Para jama’ah lebih memilih mengisolasi diri di mushola dengan alasan kenyamanan.

“Jadi di belakang rumah sakit ada mushola katanya lebih nyaman, namun tetap dipantau, baik pemantauan kesehatan dan pemberian makanan. Mereka sebenarnya boleh pulang ke rumah dengan melakukan karantina mandiri, menggunakan masker, alat makan terpisah, dan baju dicuci terpisah. Kita untuk menjaga saja agar 14 hari aman, karena masa inkubasi 2-14 hari. Tapi sampai sekarang mereka masih ada di musala RSBNH, dua orang sopir telah pulang tapi sudah diedukasi dalam karantina mandiri,” tambahnya.

Sementara, untuk jenazah yang dinyatakan positif asal Lampung Selatan yang meninggal di Bengkulu, tambah Reihana telah diambil pihak keluarga. Namun sebelumnya jenazah telah dilakukan protap sesuai Kemenkes.

“Jadi jenazah yang diambil keluarganya juga telah sesuai protap. Tak kala ada yang positif meninggal itu muslim maka akan dimandikan secara islam, disiram disinfektan, dibungkus kain kafan, disiram disinfektan, kemudian dimasukkan kantong plastik dan kembali didisinfektan. Barulah dimasukan peti kemudian peti di disinfektan lagi dan disegel. InsyaAllah aman, tidak ada protap pemakaman harus APD (alat pelindung diri) lengkap, apalagi kita kekurangan APD. Maka sangat disayangkan pemakaman oleh pihak keluarga,” tambahnya. (*)

Sumber: https://radarlampung.co.id/2020/04/01/sopir-jemaah-satu-rombongan-dengan-pasien-corona-meninggal-di-bengkulu-tak-ikut-jalani-isolasi-di-rsbnh/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *